Jumat, 23 Maret 2012

Perempuan dan malu

perempuan dan malu Namanya Dr.Murni Ramli M.Si, dalam blognya aku membaca sebuah penggalan kalimat yang sudah lama ingin kuungkapkan tapi rasanya harus disimpan karena inilah kekuatan seorang wanita. Begini bunyinya : Perempuan dan Malu. Sekalipun Siti Nurbaya tidak menjaman lagi, mukaku mendadak merah ketika gadis di sebelahku dengan ringannya menggoda lelaki di sampingnya. Apakah aku menggemari kejadulan dan kejumudan? Ya, pada pandangan perempuan identik dengan kepandaiannya menjunjung tinggi rasa malu. (4A1, 23 Sept 2010)
Setidaknya penggalan kalimat yang dituliskan Bu Murni cukup menggambarkan kegelisahanku selama ini. Pencarianku tentang makna dan hakikat sebagai seorang perempuan. Pastinya kesalahan tidak boleh terulang untuk kedua kalinya, karena hal tersulit yang dilakukan wanita adalah bangkit dari kesakitan yang di dalam hati. Itulah sebab aku menjadi begini, aku malu. Tak perlu mencari pembenaran di luar diri, aku cukup mampu menyalahkan diriku yang tidak bisa menutupi rasa malu. Itulah sebab bersikap dingin terkadang menjadi penting untuk mengaburkan semuanya. Menjaga rasa malu, terlebih malu pada Sang Maha Pencipta. Semoga hakikat setiap perempuan masih sama untuk menjaga rasa malu. Pada akhirnya laki-laki memilih seorang perempuan yang terbaik untuk dijadikan Ibu bagi anak-anaknya kelak. Setidaknya menahan untuk mendapatkan yang terbaik terdengar lebih elegan daripada mengumbar semua rasa yang memang benar adanya. Toh jikalau jodoh, maka jalan apapun akan dibukaNYA. Cukuplah rasa itu DIA yang tahu, jangan tampakkan. Semoga rasa malu masih dimiliki oleh setiap perempuan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar