Minggu kemarin tanggal 23 Januari 2011, Alhamudlillah saya dikasih kesempatan untuk menghabiskan waktu sepanjang hari dengan sangat bermanfaat. Selesai training ESQ, saya dan seorang adek spiritual (sebut aja namanya Rizky Amalia Zaky, hehhee) meluncur ke POLDA Jawa Tengah dengan kondisi perut yang kelaperan, hehhehe *curhat! (just intermezzo biar pada ketawa- hehehe MAKSA!)
Kami datang kesana karena ada pengajian akbar yang dibawakan oleh Ustadz Yusuf Mansur, malam itu temanya tentang Al Ma’tsurat. Pembukaan di awali oleh Ustadz Fadlan yang membahas tentang Sekolah Daqu School dan membahas sebagian kecil tentang Al Ma’tsurat yang menjadi Tema tersebut. Dikisahkan bahwa al ma’tsurat yang terkenal biasanya yang terangkum dalam Al Ma’tsurat Imam Hasan Al Bana. Namun, ada sedikit perbedaan dalam Al Ma’tsurat Ustad yusuf Mansur. Dimana beliau pun mengambil Al Ma’tsurat ini berdasarkan amalan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Acara dimulai dengan cerita Ustadz Yusuf Mansur yang menceritakan kehamilan istrinya yang melahirkan wirda. Beliau bercerita bahwa anaknya tersebut merupakan anak yang tidak dididik secara langsung oleh beliau. Namun, amalan yang tidak pernah beliau tinggalkan adalah amalan Al Ma’tsurat ketika istrinya hamil. Amalan Al Ma’tsurat tersebut adalah Surat Yasin, Ar Rahman, Al Waqi’ah, dan Al Mulk.
Sungguh luar biasa anak Ustd yusuf Mansur yang satu ini. Beliau pernah berkata kepada ayahnya.
Wirda : “Pah, aku mau menghafal Al Qur’an 2 Juz saja”
Ustd Yusuf Mansur : “Alhamdulillah, selamat menghafalkan Wirda”
Suatu malam, tepatnya ketika dini hari. Wirda berbisik kepada ayahnya
Wirda : “Pah, aku mau menghafal Al Qur’an 2 juz saja, tapi malah diomelin”
Ust : “ Siapa yang ngomelin kamu?” (dengan sangat kaget sekali karena Beliau dan istrinya tidak pernah merasa memarahi anaknya)
Wirda : “ Rasulullah, katanya mengapa yang ingin dihafal hanya 2 juz saja, tidak semuanya?”
Ustd : “ Masaya allah, papah aja solawat kepada Rasulullah belum pernah ketemu beliau. Nanti kamu tanyain apa yang harus papah lakukan biar bisa ketemu Beliau”
Wirda : “ iyah pah nanti Wirda tanyain”
Beberapa malam berikutnya
Wirda : “ Pah, wirda udah Tanya ke Rasulullah, katanya kalau papah ingin bertemu Beliau, maka harus membaca surat Muhammad”.
Masya Allah, sungguh luar biasa amalan Al Ma’tsurat yang diterapkan oleh ustadz yusuf Mansur ketika istrinya hamil. Seorang anak kecil sudah bisa bertemu Rasulullah Muhammad SAW. Ustadz Yusuf Mansur belum bisa mengamalkan hal tersebut karena belum siap untuk bertemu Rasulullah Muhammad SAW.
Acara dilanjutkan dengan Muroja’ah hafalan anak Yusuf Mansur yang lain. Fahmi dan Habib. Subhanallah….”Ya ALLAH, aku berdoa pada-Mu, berikanlah hamba keturunan-keturunan yang soleh.”
Kesimpulan yang didapat dari acara ini adalah amalan Al Ma’tsurat yang sebaiknya dilakukan adalah
Ba’da Subuh : Membca surat Al Waqi’ah
Ba’da Dhuha : Membaca surat Ar Rahman
Ba’da Ashar : Membaca surat Al Waqi’ah
Ba’da Maghrib/isya : Membaca surat yasin
Menjelang tidur : Membaca surat Al Mulk
Untuk menghindari Bid’ah atau amalan baru, maka urutan tidak menjadi masalah. Yang terpenting keempat surat tersebut dibaca sebagai amalan rutin agar selalu mendapat kemudahan ALLAH SWT
Note :
Kalau ada yang kurang sependapat dengan apa yang saya dapatkan dari ceramah ini, niatkan saja itu untuk membaca Al-Qur’an daripada tidak sama sekali. Karena pada dasarnya setiap surat-surat yang ada di Al-Qur’an memiliki fadhilah masing-masing.
Kalau kata teman saya, ada kesimpulan lain dari isi ceramahnya ”Kalau mau mendapat anak yang sukses (sholeh, penuh barokah, dll) itu hasil kerjasama antara ayah dan ibunya, gak Cuma mengandalkan ayahnya yang sholeh ataupun ibunya yang sholehah saja.” sudah ada contoh nyatanya dimana Nabi Nuh a.s dengan istrinya yang menghasilkan anak yang durhaka. Fir’aun dan istrinya walaupun istrinya sholehah tetapi anaknya juga tidak beres. Atau kalau mau contoh suksesnya, lihat kisah Nabi Ibrahim dengan istrinya yang sholehah maka anaknya sukses semuanya. InsyaAllah.
Wallahualam bisowab...
Thanks to :
Mba Lulu (yang sudah menginfokan adanya pengajian akbar ini)
Nur Muhammad Malikul Adil (copas isi notenya dengan editan seperlunya, habis ente udah nulis duluan sih)
Arief Rachman Saputra (buat kesimpulan tambahannya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar