Rabu, 19 Januari 2011

beware mungkin saja penglihatan kita tidak sama lho

ALLAH SWT menganugerahkan manusia dengan lima panca indera. Dari kelima alat indera tersebut, mata, memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang kehidupan seorang manusia.

Bisa dibayangkan, bagaimana ketika Allah menggelapkan pandangan mata kita?
Ketika Allah mengurangi kenikmatan mata kita dalam memandang indahnya dunia?
Maka itu, jagalah anugerah penglihatan yang kita miliki. Jagalah amanah dariNya untuk selalu menggunakan penglihatan ini dengan semestinya :)

Berhubungan dengan penglihatan….
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari Rabu tanggal 12 Mei 2010, saya berkesempatan untuk membantu sahabat-sahabat saya dari komunitas ‘sahabat mata’ untuk mengadakan pemeriksaan mata gratis di Sekolah Dasar Negeri Simongan 1, Semarang. Pemeriksaan mata ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi ‘kekurang awasan’ penglihatan pada anak-anak. Karena mata adalah alat indera yang vital dan penunjang kegiatan sehari-hari.

Hari itu, kami memeriksa 238 orang siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Unik sekali, ada yang antusias, ada yang merasa ketakutan, dan ada yang merasa sangat butuh dengan pemeriksaan mata ini. Tapi itulah anak-anak begitu polosnya dan merasa ”aku dan mataku baik-baik saja kok kak....”.

Pemeriksaan mata gratis ini dilakukan juga sebagai upaya pencegahan ’kebutaan’ pada anak-anak. Karena jika kecacatan mata sudah bisa dideteksi sejak dini maka akan mengurangi dampak kerusakan penglihatan lainnya. Dari 238 orang siswa yang kami periksa, dideteksi ada 9 orang anak yang harus berkacamata dan ada 9 orang juga yang harus dirujuk ke dokter mata untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Perlu diketahui, ada 2 jenis kerusakan mata. Yang pertama adalah kerusakan mata yang disebabkan oleh faktor eksternal, misalnya saja mata minus yang terjadi pada anak-anak yang suka menonton televisi dari jarak dekat, anak-anak yang sering membaca di tempat yang gelap atau kurang pencahayaan. Dan kerusakan mata yang kedua adalah kerusakan mata yang disebabkan oleh faktor internal, misalnya daya akomodasi mata yang buruk, genetik, dan lain sebagainya. Tapi satu hal yang pasti adalah masalah penglihatan pada anak-anak harus ditangani sejak dini karena ’penglihatan’ adalah salah satu penunjang proses belajar pada anak-anak.

Berkaca dari pengalaman ibu saya sebagai seorang guru, Beliau pernah bercerita bahwa ada seorang muridnya yang sebenarnya pandai hanya saja setiap menjawab pertanyaan yang dituliskan di papan tulis tidak pernah benar. Usut punya usut ternyata penglihatannya sedikit mengalami kerusakan. Akhirnya anak itu bersahabat dengan kacamata. Beruntung ia masih bisa terdeteksi dini dan segera diberi pertolongan oleh orang tuanya.

Mengingat cerita dari Pak Basuki (salah seorang penyandang tuna netra dan perintis komunitas ’sahabat mata’), Beliau bercerita bahwa ia sudah memakai kacamata dengan minus belasan sudah lama, dan sampai akhirnya penglihatannya kabur dan menghilang sama sekali alias totally blind. Awalnya beliau tidak menyadari ketika matanya mulai rusak karena menurutnya semua penglihatan anak-anak yaaa sepertinya tetapi ternyata itu adalah ’alarm’ bahwa penglihatannya tidak sama seperti anak lainnya. Maka dari itu Beliau sangat aware terhadap penglihatan khususnya penglihatan pada anak-anak. Harapannya setiap anak yang memiliki kekurangan dalam penglihatan dapat tertolong dengan kacamata agar pendidikannya tidak terhambat dengan masalah penglihatan.

Berlanjut lagi ke pemeriksaan mata gratis di SDN Simongan 1, dari 9 anak yang dideteksi harus berkacamata, ada 7 orang yang pada akhirnya mendapat kacamata gratis karena keadaan keluarga yang kurang memadai.

Dari cerita beberapa orang siswa dan guru....
Ada siswa yang memang menyadari bahwa penglihatannya berbayang dan kabur, bahkan mereka sudah memeriksakan matanya dan memang dinyatakan minus tetapi karena keterbatasan membuat mereka tidak dapat memakai kacamata dengan segera. Nah hal ini yang jika dibiarkan akan menyebabkan kerusakan mata akut dan mungkin saja bisa menyebabkan kebutaan. Naudzubillahiminzalik yaaaa....

Masih dari SDN Simongan 1, seorang guru bercerita bahwa Beliau menyadari ada siswanya yang sepertinya mengalami kesulitan dalam penglihatan, dan anak itu sudah ditempatkan duduk di bangku terdepan kelas. Tapi rupanya upaya ini belum bisa menuntaskan permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi siswanya karena memang yang dibutuhkan adalah ’kaca mata’ , alat bantu penglihatan! Sederhana sekali kebutuhannya tapi menjadi tidak sederhana manakala keterbatasan biaya datang :)

Lalu, apa yang bisa kita bantu untuk mereka?

Ada hal simple yang bisa kita lakukan sebagai upaya deteksi dini : yang pertama apabila kita memiliki anak, adik, atau saudara yang memiliki prestasi belajar buruk padahal sebelum-sebelumnya prestasi belajarnya baik. Mungkin saja kemerosotan nilai ini disebabkan karena daya penglihatannya yang memburuk tetapi tidak disadari. Karena terkadang anak kecil berpikiran ”smua orang lihat apa yang aku lihat....” padahal bisa jadi penglihatannya kabur, buram tetapi dia tidak menyadari karena ketidaktahuannya. Biasanya ditandai dengan seringnya siswa maju ke depan papan tulis untuk melihat tulisan yang ada di sana atau terbiasa melihat tulisan teman sebelahnya. Hmm cara deteksi ini juga melibatkan peran guru karena guru yang lebih mengetahui keadaan anak selama di sekolah.

Hal kedua yang dilakukan adalah ketika anak mulai mengeluhkan masalah penglihatan, segeralah periksakan mata anak pada dokter atau optik agar terdeteksi dan dapat segera diberikan pertolongan. Jangan sampai terlambat karena dampaknya akan membahayakan penglihatan mereka!

Sebagai seorang pemakai kecamata, saya pun merasakan betapa mahalnya kesehatan mata! Karena tidak enak pakai kacamata!

Yang pasti saya bersyukur karena hari itu telah diingatkan dan diberi kesempatan untuk belajar bersyukur atas semua nikmat yang diberikanNya... Yaa Allah Yaa Syakur terima kasih atas semua nikmat ini :)

Sebagai alarm pengingat kita semua, peduli terhadap sesama dengan cara yang mudah yaitu gunakan mata kita untuk melihat setiap kebaikan orang lain kepada kita, katanya sekarang ini zamannya give and take bukan lagi zaman take and give. Tidak percaya? Lakukan dan rasakan nikmatnya give and take :)

Rasanya sangat bahagia bisa bercengkarama dengan adik-adik yang masih SD dan polos. Hari itu mungkin adalah hari yang membahagiakan untuk saya karena saya bisa belajar banyak hal : bersyukur atas nikmat penglihatan dan bersyukur atas segala nikmat hidup.
Alhamdulillah.......

”Jika mata tidak bisa melihat, jangan anggap ’sesuatu’ tidak ada.” (Surat Al-Bayyinah : 1-8)

Ingat : Salah satu kunci penunjang pendidikan adalah NIKMAT PENGLIHATAN, saatnya mensyukuri dengan menjaga ’penglihatan’ kita dan membantu sesama :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar