Selasa, 18 Januari 2011

Untuk lelaki yang ”menitipkan hatinya” kemarin sore

Untuk lelaki yang ”menitipkan hatinya” kemarin sore

Hallo Lelaki ramahku sore kemarin. Bagaimana kabarmu? Ada sedikit yang mau kuceritakan tentang kita, kamu dan aku di balik sore itu. Aku ingin kamu membacanya.

Kala itu, aku hanya mengenalmu melalui dunia maya sampai akhirnya tak sengaja Tuhan mempertemukan kita dengan berbagai situasi yang serba singkat. Aku pura-pura tidak mengetahui latar belakang dirimu karena aku wanita, jika ada rasa datang aku hanya mampu diam dan berharap Tuhan membantu menjawab pertanyaanku tentangmu.

Sore itu adalah kali kedua kita berjumpa. Pertemuan kita selalu menjadi pertemuan yang singkat dan aku selalu tidak yakin akan bertemu denganmu lagi di waktu mendatang. Aku melihatmu bukan lelaki sempurna tetapi kamu adalah lelaki teramah yang kutemui sepanjang hidupku. Senyummu dan gelak tawamu setidaknya mampu membuatku bersemangat sepanjang hari.

Aku juga masih ingat sore itu, ketika kamu menitipkan jas hitam dan dasi hitammu di atas mejaku. Kamu berkata ”Aku titip ini ya, tolong dijaga.” Aku hanya tersenyum seraya menjawab ”Iya, tentu aku jaga ini.”. Baru beberapa langkah kamu berbalik badan dan kembali menghampiriku ”Aku juga titip hatiku ya.”. Sore itu aku merasa kamu adalah laki-laki tergombal yang pernah kutemui. Tapi entah kenapa aku tetap bahagia mendengarkan semua kegombalanmu.

Sore itu, setelah beberapa saat, kamu kembali mengambil jas dan dasi hitammu yang sudah kulipat rapih di atas mejaku. Kamu memakainya di depanku, lalu kita jalan beriringan seraya aku berpamitan denganmu. Sore itu aku hendak kembali ke kotaku dan pastinya kita akan berpisah.

Sebelum aku pulang, diantara sepi dan tidak ada yang memperhatikan obrolan kita, kamu kembali mengucapkannya, ”Aku titip hatiku ya, tolong dijaga.”.

Entah apa yang kurasakan dan entah apa maksudmu, semua begitu indah meluncur dari bibirmu. Sampai hari ini, aku masih mengingat ucapanmu, ”Aku titip hatiku, tolong dijaga ya.”

Terbawa dingin malam, kamu tak lagi menatapku tapi lambaian tanganmu dan perkataanmu masih terngiang indah di telingaku. Sampai saat ini aku masih mengingat kamu di sore kemarin. Dan benar sejak sore itu, Tuhan belum mengizinkan kita untuk bertemu kembali. Semoga memang benar ”Kamu menitipkan hatimu kepadaku agar aku ikut menjaga hatimu sampai Tuhan mempertemukan kita kembali.”

Sejak itu dan saat ini, kamu masih misterius untukku tapi aku tak melihat keburukan dalam dirimu meski aku kembali mengenalmu melalui dunia maya.

-Aku yang masih menjaga ”titipan hatimu” sore kemarin, Tala-

3 komentar:

  1. suiiiitt...suuuiittt

    falling in love nih yeee

    BalasHapus
  2. hahhaahahahha ketipu nih yeee...
    ini tuh imajinasi buat ikutan 30hari menulis surat cinta mas, blognya aja baru, hahhaha

    BalasHapus
  3. hmmm...yakin itu cm imajinasi La?? ;)

    BalasHapus